-->

Wall Street Merah, Inflasi Lebih Buruk dari Ekspektasi

Ilustrasi bursa saham. (int/ist/LB)

JAKARTA - Bursa saham Amerika Serikat (AS) anjlok pada pembukaan perdagangan, di tengah kenaikan imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS merespons inflasi yang meroket, Kamis (10/02/2022).


Indeks Dow Jones Industrial Average drop 150 poin (-0,5%) pukul 08.30 waktu setempat (21.30 WIB) dan selang 30 menit menjadi minus 61,97 poin (-0,17%) ke 35.706,09. S&P 500 turun 17,23 poin (-0,38%) ke 4,569,95 dan Nasdaq merosot 78,28 poin (-0,54%) ke 14.412,09.


Indeks Harga Konsumen (IHK) AS dilaporkan mencapai 7,5% (tahunan), menjadi yang tertinggi sejak 1982 dan bahkan melampaui ekspektasi pasar yang memperkirakan angka 7,2%. Imbal hasil (yield) obligasi pemerintah tenor 10 tahun melompat hingga 2% merespons rilis tersebut, jauh meninggalkan posisi akhir 2021 yang hanya 1,51%.


"Dengan lonjakan inflasi Januari yang mengejutkan, pasar kini bertanya-tanya akan seagresif apa bank sentral [Federal Reserve/The Fed]," tutur Barry Gilbert, perencana alokasi aset LPL Financial, seperti dikutip CNBC.


Saham teknologi pun berguguran seperti Apple dan Amazon yang anjlok lebih dari 1% sementara Microsoft drop 2,3%. Sebaliknya, saham perbankan menguat karena diuntungkan oleh kenaikan suku bunga. Saham Citigroup dan Wells Fargo sama-sama menguat 1% di pembukaan.


Saham Disney melompat nyaris 6% setelah merilis kinerja kuartal IB-2021 yang melampaui ekspektasi pasar. Demikian halnya dengan saham Uber dan Coca Cola yang loncat masing-masing sebesar 4% dan 1% usai merilis kinerja keuangan yang positif. Di sisi lain, angka klaim tunjangan pengangguran mingguan berada di angka 223.000, atau di bawah ekspektasi.


Sumber : int/cnbcindonesia

Komentar

BERITA TERKINI