Ilustrasi, Putin VS Biden. (ist/int/cnbcindonesia) |
JAKARTA - Pasca konflik di Rusia yang sedang berlangsung, Presiden Rusia, Vladimir Putin buka suara soal konflik antara negaranya dan Ukraina yang menyeret Amerika Serikat (AS) dan NATO. Sebelumnya, sejumlah pihak mengatakan konflik ini bisa menjadi perang dunia Ke-3.
Putin menuding, Barat mengabaikan keamanan Rusia. Ini terkait penolakan AS untuk memenuhi tuntutan Moskow atas Ukraina dan NATO, soal menolak Kiev menjadi bagian fakta pertahanan itu.
"Sudah jelas sekarang, bahwa kekhawatiran mendasar Rusia diabaikan," kata Putin pada saat konferensi pers Selasa (01/02/2022) menurut terjemahan Reuters, dikutip CNBC International.
Sambung Putin, mengatakan AS ingin "menahan Rusia" dan menjadikan Ukraina sebagai anggota NATO akan merusak "keamanan Rusia".
"Tampaknya bagi saya, AS tidak begitu peduli dengan keamanan Ukraina. Tugas utamanya adalah menahan perkembangan Rusia," bebernya lagi dimuat AFP.
Jelas Putin, Ukraina sendiri hanyalah alat untuk mencapai tujuan ini dan ini dapat dilakukan dengan cara yang berbeda, menarik kita ke dalam semacam konflik bersenjata serta untuk memaksa sekutu mereka di Eropa, memaksakan tindakan keras. "Sanksi terhadap kami (Rusia) yang dibicarakan AS," ucapnya.
Ini merupakan pertama kalinya Putin berkomentar secara terbuka soal krisis geopolitik yang menjadi perhatian dunia beberapa pekan ini, sejak 23 Desember. Meskipun ada pertemuan diplomatik dan panggilan telepon antara pejabat Rusia dan Barat, Putin belum pernah mengomentari langsung soal ini.
Sementara itu, lebih dari 100.000 tentara Rusia tetap ditempatkan di berbagai titik di sepanjang perbatasan Rusia dengan Ukraina. Ini masih menimbulkan kekhawatiran bahwa Putin dapat memberikan lampu hijau kepada pasukannya untuk menyerang Ukraina.
Rusia telah membantah merencanakan invasi. Tetapi kata-kata Rusia kurang dipercaya Barat akibat pencaplokan wilayah Krimea dari Ukraina pada tahun 2014 dan dukungan pada separatis pro-Rusia di Ukraina timur. Analis politik percaya bahwa Rusia ingin mempertahankan lingkup pengaruhnya dan kekuasaan atas negara-negara bekas Uni Soviet. Ini untuk menghentikan kedekatan Ukraina dengan Barat.
Sementara itu, sejumlah negara NATO meminta Rusia menarik mundur pasukan. Beberapa, seperti Inggris juga telah mengirimkan tentara ke Ukraina. Ukraina sendiri kemarin berencana untuk menambah 100.000 personel ke angkatan bersenjata selama tiga tahun dan mengakhiri wajib militer. Militer Ukraina telah berubah dengan dukungan Barat selama delapan tahun terakhir, dari mengandalkan pejuang sukarela ke tentara berkekuatan penuh.
Sumber : int/cnbcindonesia/afp