JAKARTA - Salah satu pemicu kematian di dunia adalah penyakit jantung. Kabar baiknya, penyakit jantung tersebut bisa dicegah dengan beberapa cara yang mudah. Berdasarkan data organisasi kesehatan dunia (WHO) 2019 sekitar 17,9 juta orang meninggal karena penyakit jantung pada 2019.
Jumlah tersebut telah mencapai 32 persen dari total kematian di seluruh dunia. Sebagian besar penyakit jantung dapat dicegah dengan mengatasi faktor resikonya. Karena itu, kita perlu memahami terlebih dahulu faktor resikonya.
Ada beberapa faktor yang bisa memicu penyakit jantung. Berikut faktor tersebut :
1). Obesitas.
Indeks massa tubuh (BMI) di atas 30 membuat Anda berisiko terkena penyakit jantung.
"Sel-sel lemak dapat menyebabkan penyakit kardiovaskular di masa depan dan masalah seperti tekanan darah tinggi dan gula darah," kata Laffin.
Jika Anda memiliki obesitas, Anda berisiko enam kali lebih mungkin terkena diabetes tipe 2 daripada mereka yang memiliki berat badan ideal.
Namun tidak semua orang dengan obesitas otomatis terkena diabetes. Ada faktor lain yang mempengaruhinya seperti genetik, pola makan, rutinitas olahraga, stres, dan kesehatan pencernaan.
2). Kolesterol tinggi dan tekanan darah tinggi.
Tubuh memiliki dua jenis kolesterol, yaitu kolesterol HDL (high density lipoprotein) dan kolesterol LDL (low-density lipoprotein).
Terlalu banyak kolesterol LDL di tubuh dapat menyebabkan plak menumpuk di arteri. Hal ini bisa menghambat aliran darah ke jantung atau otak.
"Penumpukan arteri darah di arteri atau hipertensi ini juga meningkatkan risiko penyakit jantung," beber Laffin.
3). Diabetes.
Menurut Laffin, memastikan diabetes terkontrol dengan baik membantu mencegah penumpukan plak dan aterosklerosis (ketika plak menyumbat arteri Anda).
Penumpukan plak membatasi aliran darah ke jantung dan organ lain, yang dapat menyebabkan serangan jantung atau stroke.
4). Konsumsi alkohol.
Laffin mengatakan bahwa minum terlalu banyak alkohol meningkatkan risiko penyakit jantung.
Jika Anda minum tiga kali atau lebih dalam satu sesi, tekanan darah Anda akan lebih tinggi pada hari berikutnya. Karena itu, sebisa mungkin Anda menghindari minuman beralkohol," ujar Laffin.
Sumber : int/kompas